Kesehatan Reproduksi Remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan sehat jasmani, psikologis, dan sosial yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi pada remaja. Pengertian sehat tersebut tidak semata-mata berarti terbebas dari penyakit atau kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial-kultural. Pada masa ini seorang anak mengalami kematangan biologis. Kondisi ini dapat menempatkan remaja pada kondisi yang rawan bila mereka tidak dibekali dengan informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya
Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
- Kehamilan
- Aborsi yang tidak aman
- Penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV
- Female Genital Mutilation (FGM) atau sunat
- Faktor sosial budaya
Hambatan Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Kurangnya pengetahuan dan informasi
- Remaja kurang pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi reproduksi, bagaimana terjadinya hamil dan STI, bagaimana mencegahnya dan dimana mendapatkan perlindungan.
- Orang tua yang merasa kurang aman, malu menceritakan tentang seks dengan anak-anaknya.
- Orang tua dan orang dewasa lainnya yang memiliki pemahaman yang baik, ingin sekali melindungi anaknya, mereka percaya bahwa pendidikan tentang seks dan kesehatan reproduksi akan mendorong remaja menjadi seksual aktif.
b. Kurangnya akses terhadap pelayanan dan program
- Remaja tidak punya atau memiliki sedikit uang untuk membayar pelayanan, kurang sarana transportasi atau tidak tahu bagaimana menggunakan pelayanan tersebut
- Petugas kesehatan mungkin menghakimi terhadap remaja yang berperilaku seksual aktif
- Petugas kesehatan mungkin tidak memiliki informasi ilmiah terbaru tentang kontrasepsi yang aman bagi remaja
- Klinik tidak membuka jam-jam tertentu yang tepat untuk remaja
- Klinik dirancang untuk perempuan yang sudah menikah bukan untuk perempuan lajang atau laki-laki
- Persyaratan untuk tes medis dan pemeriksaan panggul mungkin tidak mendukung remaja untuk mencari kontrasepsi
- Kebijakan kesehatan nasional menjadi hambatan legal bagi remaja untuk mencari informasi atau layanan kesehatan reproduksi
c. Terbatas karena hambatan sosial dan psikologis
1) Remaja takut untuk mengatakan bahwa mereka sudah melakukan seksual aktif
2) Mereka memiliki gambaran yang tidak realistis tentang kehamilan dan STI
3) Meraka khawatir bahwa kontrasepsi akan merusak kesehatannya dan kesuburannya kelak
4) Mereka mudah terkena kekerasan dan pelecehan
5) Remaja perempuan mungkin segan untuk mendiskusikan isu kesehatan reproduksi, khawatir pengetahuan tersebut akan diterjemahkan sebagai perempuan yang mudah diajak untuk melakukan seks
6) Remaja laki-laki mungkin segan untuk menanyakan tentang seks, khawatir bahwa kurangnya pengetahuan berarti kehilangan status di kelompoknya
7) Seksual aktif sering dilihat sebagai jalan bagi remaja laki-laki untuk mendapat pengakuan status dari kelompoknya
8) Media cenderung untuk menekankan bahwa seks itu menyenangkan tapi tidak bertanggungjawab terhadap perilaku seks .
SUMBER :
YPKP. 2006. Modul Mahasiswi Kesehatan Reproduksi. Jakarta : YPKP
Posting Komentar